Juwita Rahmawati (28) bukan sosok asing di industri mode Tanah Air. Wajahnya
sering menghiasi media massa sebagai model yang cukup intens melenggak-lenggok
di landasan peraga. Pengalaman belasan tahun membawanya menjadi ikon Jakarta
Fashion Week 2017.
Menjelang perhelatan JFW, jadwal harian gadis dengan tinggi 177 cm ini
super padat. Ia harus bolak-balik promosi ke beberapa televisi, radio, hingga
terlibat dalam sharing session untuk
memperkenalkan JFAW yang sudah memasuki penyelenggaraan tahun ke sembilan.
Jadwal yang super padat menjelang JFW sudah berlangsung sejak proses
pemotretan yang dijalani sejak Juli lalu.
Hasil indah jepretan itu bisa disaksikan di setipa sudut JFW yang akan
memajang foto Wita. Bukannya mengeluh, menjadi model memang bukan perkara
mudah. “Saya dulu mikir, enak banget jadi model, jalan pakai baju bagus, pakai make up bagus. Ternyata butuh kerja
keras luar biasa. Tantangannya berat banget,” kata Wita.
Di balik tubuhnya yang sekilas tampak ringkih, gadis berambut hitam
panjang dengan kulit sawo matang khas tropis ini tergolong sosok yang kuat. “Selagi
masih muda, optimalkan saja. Lima hal selama masih bisa dikerjakan bareng
kenapa enggak? Kita harus punya self
esteem, dan self concept. Self concept-ku:
lovable, warm, dan energic. Rasa enggak percaya diri
biasanya mulai muncul kalau sudah mulai compare
sama orang lain,´tambah Wita.
Lovable diwujudkan dengan
berusaha peduli dengan kebutuhan orang lain. Dengan membagikan cinta bagi orang
lain, ia percaya bahwa akan datang banyak cinta baginya. Kepedulian tersebut
diwujudkan dalam hal-hal kecil mulai dari peduli pada rekan kerja sesama model
hingga terlibat dalam kegiatan sosial di yayasan sosial Muslim yang dibentuk
maminya. Di yayasan itu, Wita terlibat dalam beragam kegiatan antara lain
menyantuni anak yatim piatu hingga pemberdayaan usaha makro, kecil, dan
mennengah.
Ayahnya yang pensiunan perbankan dan sekarang sedang menyelesaikan
pendidikan S-3, memang selalu berpesan agar setiap anaknya belajar menjadi
pengusaha, apa pun pekerjaan yang digeluti. Adik-adik Juwita bahkan diikutkan
kursus pendek atau sekolah bisnis demi mengasah insting kewirausahaan.
Saat ini, Wita sedang merambah bisnis di bidang kecantikan dan mode
dengan usaha bulu mata palsunya. Di dunia mode, ia membuka sekolah mode Dewi
Griya dengan dirinya sebagai pemilik sekaligus salah satu pengajar. Sekolah mode
tersebut ternyata sangat diminati anak-anak dari usia tiga tahun. Selain itu Wita
juga sudah membuka bisnis smoothies dengan
label Miss Fruits. Berawal dari kebiasaan sarapan smoothies buatannya.
Saat ini, ia sedang menempuh pndidikan S-2 di bidang marketing
komunikasi. “Perempuan harus pintar. Ingin meruntuhkan anggapan bahwa rata-rata
model berpendidikan rendah. Ada memang yang enggak kuliah karena dunia mode
menjanjikan. Tinggal niat kita saja.” Ujarnya.
Tampil begitu cantik di catwalk,
sehari-hari Wita lebih menyukai dandanan tipis. Ia pun cuek memilih markir
mobilnya di tepi jalan dan berpindah memakai jasa transportasi ojek jika harus
mengejar waktu di tengah kemacetan lalu lintas. “Aku panikan, kerjaannya harus on time. Model itu perjuangannya luar
biasa. Enggak selalu melulu cantik,” tambah Wita.
Lahir di Malang dengan orang tua berdarah campuran Sunda-Gorontalo,
Juwita memang mempresentasika kecantikan perempuan Indonesia. “Unik bukan hanya
sekedar wajah. Interprestasi sangat luas. Yang membuatku percaya diri adalah
karena kulitku unik. Ulit sawo mata Indonesia. Aku perempuan Indonesia banget. Auranya
Jawa. Perempuan harus bisa mandiri dan memberi banyak manfaat postif buat orang
sekitar,” ujarnya.
Manfaat postif itulah yang ditebarkan Wita ketika melenggok di
lintasan peraga. Mencerminkan perempuan Indonesia yang kuat dan mandiri, wajah
Wita adalah wajah berpengharapan perempuan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar